LINGUISTIK MURNI
Secara umum, bidang ilmu bahasa dibedakan atas linguistik murni dan
linguistik terapan. Bidang linguistik murni mencakup fonetik, fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik. Sedangkan bidang linguistik terapan
mencakup pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi, dan lain-lain.
Beberapa bidang tersebut dijelaskan dalam sub-bab berikut ini.
1 Fonetik
Fonetik mengacu pada artikulasi bunyi bahasa. Para ahli fonetik telah
berhasil menentukan cara artikulasi dari berbagai bunyi bahasa dan
membuat abjad fonetik internasional sehingga memudahkan seseorang untuk
mempelajari dan mengucapkan bunyi yang tidak ada dalam bahasa ibunya.
Misalnya dalam bahasa Inggris ada perbedaan yang nyata antara bunyi tin
dan thin, dan antara they dan day, sedangkan dalam bahasa Indonesia
tidak. Dengan mempelajari fonetik, orang Indonesia akan dapat
mengucapkan kedua bunyi tersebut dengan tepat.
Abjad fonetik internasional, yang didukung oleh laboratorium fonetik,
departemen linguistik, UCLA, penting dipelajari oleh semua pemimpin,
khususnya pemimpin negara. Dengan kemampuan membaca abjad fonetik secara
tepat, seseorang dapat memberikan pidato dalam ratusan bahasa.
Misalnya, jika seorang pemimpin di Indonesia mengadakan kunjungan ke
Cina, ia cukup meminta staf-nya untuk menerjemahkan pidatonya ke bahasa
Cina dan menulisnya dengan abjad fonetik, sehingga ia dapat memberikan
pidato dalam bahasa Cina dengan ucapan yang tepat. Salah seorang
pemimpin yang telah memanfaatkan abjad fonetik internasional adalah Paus
Yohanes Paulus II. Ke negara manapun beliau berkunjung, beliau selalu
memberikan khotbah dengan menggunakan bahasa setempat. Apakah hal
tersebut berarti bahwa beliau memahami semua bahasa di dunia? Belum
tentu, namun cukup belajar fonetik saja untuk mampu mengucapkan bunyi
ratusan bahasa dengan tepat.
2 Fonologi
Fonologi mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misalnya dalam bahasa
Inggris, ada gugus konsonan yang secara alami sulit diucapkan oleh
penutur asli bahasa Inggris karena tidak sesuai dengan sistem fonologis
bahasa Inggris, namun gugus konsonan tersebut mungkin dapat dengan mudah
diucapkan oleh penutur asli bahasa lain yang sistem fonologisnya
terdapat gugus konsonan tersebut. Contoh sederhana adalah pengucapan
gugus ‘ng’ pada awal kata, hanya berterima dalam sistem fonologis bahasa
Indonesia, namun tidak berterima dalam sistem fonologis bahasa Inggris.
Kemaknawian utama dari pengetahuan akan sistem fonologi ini adalah
dalam pemberian nama untuk suatu produk, khususnya yang akan dipasarkan
di dunia internasional. Nama produk tersebut tentunya akan lebih baik
jika disesuaikan dengan sistem fonologis bahasa Inggris, sebagai bahasa
internasional.
3 Morfologi
Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata.
Sebagai perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia?)
perlu memahami zat apa yang dapat bercampur dengan suatu zat tertentu
untuk menghasilkan obat flu yang efektif; sama halnya seorang ahli
linguistik bahasa Inggris perlu memahami imbuhan apa yang dapat
direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang
benar. Misalnya akhiran -¬en dapat direkatkan dengan kata sifat dark
untuk membentuk kata kerja darken, namun akhiran -¬en tidak dapat
direkatkan dengan kata sifat green untuk membentuk kata kerja. Alasannya
tentu hanya dapat dijelaskan oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna
bahasa boleh saja langsung menggunakan kata tersebut. Sama halnya,
alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui oleh ahli
farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat
flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya.
4 Sintaksis
Analisis sintaksis mengacu pada analisis frasa dan kalimat. Salah satu
kemaknawiannya adalah perannya dalam perumusan peraturan
perundang-undangan. Beberapa teori analisis sintaksis dapat menunjukkan
apakah suatu kalimat atau frasa dalam suatu peraturan perundang-undangan
bersifat ambigu (bermakna ganda) atau tidak. Jika bermakna ganda,
tentunya perlu ada penyesuaian tertentu sehingga peraturan
perundang-undangan tersebut tidak disalahartikan baik secara sengaja
maupun tidak sengaja.
5 Semantik
Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa. Analisis makna dalam hal
ini mulai dari suku kata sampai kalimat. Analisis semantik mampu
menunjukkan bahwa dalam bahasa Inggris, setiap kata yang memiliki suku
kata ‘pl’ memiliki arti sesuatu yang datar sehingga tidak cocok untuk
nama produk/benda yang cekung. Ahli semantik juga dapat membuktikan suku
kata apa yang cenderung memiliki makna yang negatif, sehingga suku kata
tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai nama produk asuransi. Sama
halnya dengan seorang dokter yang mengetahui antibiotik apa saja yang
sesuai untuk seorang pasien dan mana yang tidak sesuai.
6 Pengajaran Bahasa
Ahli bahasa adalah guru dan/atau pelatih bagi para guru bahasa. Ahli
bahasa dapat menentukan secara ilmiah kata-kata apa saja yang perlu
diajarkan bagi pelajar bahasa tingkat dasar. Para pelajar hanya langsung
mempelajari kata-kata tersebut tanpa harus mengetahui bagaimana
kata-kata tersebut disusun. Misalnya kata-kata dalam buku-buku Basic
English. Para pelajar (dan guru bahasa Inggris dasar) tidak harus
mengetahui bahwa yang dimaksud Basic adalah B(ritish), A(merican),
S(cientific), I(nternational), C(ommercial), yang pada awalnya diolah
pada tahun 1930an oleh ahli linguistik C. K. Ogden. Pada masa awal
tersebut, Basic English terdiri atas 850 kata utama.
Selanjutnya, pada tahun 1953, Michael West menyusun General Service List
yang berisikan dua kelompok kata utama (masing-masing terdiri atas 1000
kata) yang diperlukan oleh pelajar untuk dapat berbicara dalam bahasa
Inggris. Daftar tersebut terus dikembangkan oleh berbagai universitas
ternama yang memiliki jurusan linguistik. Pada tahun 1998, Coxhead dari
Victoria University or Wellington, berhasil menyelesaikan suatu proyek
kosakata akademik yang dilakukan di semua fakultas di universitas
tersebut dan menghasilkan Academic Wordlist, yaitu daftar kata-kata yang
wajib diketahui oleh mahasiswa dalam membaca buku teks berbahasa
Inggris, menulis laporan dalam bahasa Inggris, dan tujuannya lainnya
yang bersifat akademik.
Proses penelitian hingga menjadi materi pelajaran atau buku bahasa
Inggris yang bermanfaat hanya diketahui oleh ahli bahasa yang terkait,
sedangkan pelajar bahasa dapat langung mempelajari dan memperoleh
manfaatnya. Sama halnya dalam ilmu kedokteran, proses penelitian hingga
menjadi obat yang bermanfaat hanya diketahui oleh dokter, sedangkan
pasien dapat langsung menggunakannya dan memperoleh manfaatnya.
7 Leksikografi
Leksikografi adalah bidang ilmu bahasa yang mengkaji cara pembuatan
kamus. Sebagian besar (atau bahkan semua) sarjana memiliki kamus, namun
mereka belum tentu tahu bahwa penulisan kamus yang baik harus melalui
berbagai proses.